The Great Song, You Know What It Mean?

March 08, 2016 Admin 0 Comments


Baru-baru ini cafe baru dibuka di jalanan Garoso-gil. Yup, itu salah satu cafe dengan beberapa owner mahasiswa bisnis yang sedang disibukkan dengan tesis mereka. Tapi saya tidak akan mengulas cafe biru mereka yang di foto terlihat sangat menarik sekali karena saya belum menapakkan kaki dan merasakan kopi disana. Tapi tentang salah dua lagu yang mereka mainkan di sela opening. Lagu yang bahkan penyanyinya tidak pernah saya tahu ini membuat kami tersenyum mendengar liriknya.

Lagu ini didedikasikan untuk para anak muda di Korea. Mereka mencoba mengangkat isu sosial yang saat ini sudah menjadi rahasia umum disana. Meskipun kami tidak tahu dengan nyata seperti apa, tapi sepertinya si pencipta lagu sudah memberikan hasil riset dalam syair nya. Penasaran? Check this out.









Kepentingan dan Keuntungan

March 03, 2016 Admin 0 Comments


Menikmati teh di sore hari dengan rintik lembut ternyata cukup menyenangkan. Ditemani dengan melihat si hitam, kucing kami, yang baru melahirkan tiga orang anaknya dengan warna yang sama sedang mengeong berebut makanan. Namun, bukan itu yang ingin disentil dan diceritakan, tapi tentang jalanan berlubang yang begitu menjengkelkan di salah satu jalan utama Puger-Wuluhan (bisa cek peta ya kalau tidak tahu).

Jalanan itu benar-benar seperti ranjau darat yang setiap saja bisa meledak. Bukan meledakkan kita, namun meledakkan ban mobil kita. Satu ketika tangan iseng ini membuka halaman tentang beberapa kebijakan pembangunan jalan di negara tetangga. Ternyata, setiap proyek telah mengantongi pendapat ahli tentang kualitas dan perkiraan ketahanan jalan. Hal ini juga berlaku untuk hal lainnya seperti jembatan, bangunan sekolah, dan lain sebagainya. Dengan kualitas A, ahli akan memperkirakan berapa tahun jalan tersebut bisa bertahan dan perlu di perbaiki ulang meskipun belum banyak kerusakan. Namun, jika belum sampai pada tahun ketentuan, maka kontraktor pembangun bisa dikenai tuntutan atas hal tersebut seperti kemungkinan korupsi bahan atau dana, dan lain sebagainya.

Meskipun hal itu bisa diterapkan (seharusnya) di Indonesia, keutamaan atas kepentingan dan keuntungan pribadi masih menjadi kendala. Dan parahnya itu sudah ada di berbagai lapis posisi sehingga mustahil untuk ditindak lanjuti.

Ayo kita coba berlogika yang mungkin saja salah. Tapi tak apalah, daripada bengong dengan pikiran kosong. Seharusnya pemerintah sebagai pemilik proyek bisa menuntut para kontraktor yang telah diberi kewenangan membangun jalan ternyata tidak memberikan hasil yang sesuai. Hal itu dengan catatan jika dana pokok dari yang telah dianggarkan memang benar-benar diberikan pada kontraktor. Namun sayangnya kalian perlu mengingat apa yang terjadi pada lelang kontraktor. Kontraktor yang paling memberi untunglah yang diambil, dengan catatan sebanding antara kualitas dan LABA pribadi. Well, ini dugaan saja sih sebetulnya, namun mungkin bisa dipikirkan ulang jika kita menilik kasus lainnya, yaitu kucuran dana pendidikan.

Baru-baru ini saya sedikit tidak habis pikir dengan jalan pikiran pemangku kebijakan. Logikanya, siapakah yang perlu dana lebih? Sekolah kota yang sudah maju dimana siswanya rata-rata sudah diantar minimal pakai sepeda motor diatas tahun 2000 ataukah sekolah pinggiran yang bahkan honor guru saja masih kas bon 3 bulan dengan siswa yang tak sampai 100 orang dan berada di pelosok desa di bawah gunung. Logika saya tentu saja sekolah mungil yang harus ditempuh paling tidak 1,5 jam dari kota itu. Tapi sayangnya hal itu tidak berlaku disini. Dana kucuran datang terus menerus untuk pembangunan dan pengembangan ke sekolah kota dengan jumlah siswa yang sudah ribuan. Sedangkan sekolah pinggiran hanya menjadaptkan 1/8 atau kurang dari jumlah dana yang diajukan.

Well karena tidak terlalu mengikuti beritanya saya hanya menebak-nebak, mungkinkah hukum kepentingan dan keuntungan juga berlaku disini? Apakah kepentingan para pemegang kebijakan membantu sekolah pinggiran. Dan tentu saja apa keuntungannya mereka ketika membantu disana?
Jika dipikir-pikir tidak ada mungkin ya, karena sekolah yang kekurangan masih belum bisa memberikan pesangon atau paling tidak prasmanan dan jamuan makan saat ada pengecekan kondisi. Atau mungkin tidak ada kepentingan apapun disitu menyangkut kantong ataupun yang lainnya. Uppss, sorry.

Ah, sudahlah. Toh saya hanya mendengar selentingan yang sayangnya kenyataan. Jika ingin melihat kebenara boleh kok tanya langsung pada pemegang kewajiban. Citizen journalism perlu dijalankan kan ketika para wartawan terkendala pemihakan sponsor atau mungkin dan lain lain.

Seperti kata Jay di Jaykeeout, saya malu mengatakan ini karena ternyata masih banyak orang baik di luar sana. Tapi saya tidak bisa mengabaikan ketika saya juga masih percaya bahwa tidak sedikit orang yang masih bertanya apa keuntunganya untuk saya dan apa kepentingannya? Mungkin juga termasuk saya :P

Kenapa Travelling Sendiri Lebih Menyenangkan?

March 02, 2016 Admin 0 Comments


Sebagai solo traveller saya memang merindukan bisa bercerita banyak hal sepanjang perjalanan dengan partner saya. Namun, ternyata ada beberapa hal yang membuat saya memilih lebih sering melakukan perjalanan sendiri.

Hal pertama yang saya rasakan adalah lebih bebas. Tidak peduli dengan rasa tidak enak atau bagaimana pendapat partner saya nantinya. Meskipun terdengar egois, pasti yang sering travelling pernah merasakan bagaimana adu pendapat tentang apa yang harus dilakukan saat perjalaan di tempat liburan. Dengan menjadi solo traveller, saya bebas untuk menentukan kemana hari ini, apakah hari itu harus berjalan sekian kilometer untuk menjelajahi kota atau hanya menikmati secangkir kopi di kedai bersama penduduk asli sambil mengisi blog ini.

Hal kedua yang lebih dirasakan oleh solo traveller adalah benar-benar merasakan khas nya daerah setempat. Dengan memiliki banyak teman berlibur, tentu saja akan lebih menyenangkan karena kita memiliki banyak tema mengobrol di sepanjang hari. Namun dengan menjadi solo traveller, kita akan lebih banyak diam kecuali mengajak berbicara penduduk setempat ataupun traveller lain karena terpaksa tidak tahan puasa bicara barang sehari.

Banyak pengalaman menarik jika kalian tidak kuat dengan puasa ini dan nekat mengajak penjaga kedai bercengkerama ataupun mungkin mengikuti pekerja lokal datag ke ladangnya. Banyak sekali hal baru yang akan kalian ketahui dengan menjadi solo traveller saat berkomunikasi dengan warga setempat. Karena kebanyakan para warga sedikit enggan mengajak anda untuk bergabung dalam lingkarannya jika terlalu banyak orang.

Keuntungan lain yang paling didapat adalah benar-benar merasakan liburan. Ingat, apakah tujuan anda liburan? Jika nada ingin menyegarkan diri dengan menjauh sejenak dari lingkungan anda saat ini akan bijak jika anda pergi sendirian tanpa orang-orang yang sehari-hari anda temui. Bukankah anda ingin menciptakan rasa kangen dengan lingkungan sekitar saat liburan dan akhirnya lebih menghargai lingkungan saat ini? Jika anda pergi bersama-sama, tak perlu jauh-jauh sampai mengeluarkan banyak uang, mengobrol di kedai atau keluar kota dengan budget kecil juga sudah cukup.

Meskipun banyak orang lebih nyaman jika berjalan bersama di daerah asing, tapi cobalah untuk keluar dari zona nyaman itu. Terkadang memang terasa membosankan apalagi jika kita tidak tahu harus berbuat apa di sana. Tapi ayolah, anda sudah memutuskan untuk travelling, tidak ada salahnya mencoba banyak hal baru terutama dengan menjadikan warga setempat atau traveller lainnya sebagai teman juga.

Tips untuk travelling sendirian adalah persiapkan itienary yang jelas. Atau jika anda memang hanya ingin berlibur secara random cobalah untuk berada di tempat ramai seperti pasar malam, atau kegiatan amal mingguan yang diadakan di daerah setempat. Memilih penginapan seperti guest house juga bisa dijadikan pilihan.

Ingat, saat menjadi solo traveller pasti ada saat dimana anda sendirian tanpa teman bicara. Bawalah barang favorit anda biar tidak mati gaya seperti kamera, buku, note, atau lainnnya. Tapi ingat, buang jauh-jauh gadget dan hanya gunakan jika perlu. Jika anda masih menjadi seorang yang autis gadget lebih baik tidur di kamar saja dan refreshing dengan tidur lebih lama.

Happy travelling :D

Tentang K-Popers dan Perang Cuitannya

March 01, 2016 Admin 0 Comments


Posting siangini bukan karena ingin menarik perhatian reviewer adsense untuk menerima blog saya, tapi lebih pada berita di halaman utama salah satu web terkemuka penyedia jasa email. Yup, ini berhubungan dengan berita seorang jebolan Stand Up Comedy yang sedikit mengomentari tentang para fans idol Korea atau biasa kita kenal dengan K-Popers.

Ah, menulis pengalaman ini sebenarnya sedikit menakutkan karena lebih berorientasi pada pendapat pribadi karena memang inilah pengalaman pribadi. Jangan tersinggung ya K-Popers yang katanya si komedian nangis-nangis saat nonton konser, saya dulu juga fanatik terhadap k-pop. Sekitar awal masuk kuliah dimana ternyata saya benar-benar cupu waktu itu dibandingkan teman saya yang semua hardisk nya sudah terisi dengan video, lagu, MV, drama korea, dan lain sebagainya. Just all about Korea.

Tapi tenang, sekarang mungkin karena bertambahnya usia, kefanatikan itu akan mereda dan kalian akan lebih melihat sesuatu dari kualitasnya. Boro-boro saya tahu dengan kualitas musik, lihat konser bukan lagu dan performa suara yang jadi pusat perhatian tapi lebih pada muka dan apapun yang mereka lakukan di panggung. Tapi dulu untungnya saya belum masuk ke salah satu k-popers yang nangis-nangis saat nonton konser. (Tapi nangis sah-sah saja kok karena saya juga hampir nangis karena tiket vip saya bermasalah saat ingin menonton konser TT.TT)

Di negara nya sana, teman-teman pecinta k-pop juga masih banyak kok yang agak labil yang biasanya kami identikkan dengan mereka yang suka adu comment di website atau membuat kerusuhan pada saat konser. Ternyata nggak hanya cowok saja yang bisa bikin kerusuhan di konser, cewek-cewek cantik juga.

Setelah melalang buana dari dunia k-pop selama kurang lebih 5 tahun dan terbutakan dengan paras-paras tampan akhirnya saya secara tidak sadar mulai mengubah jalur pikiran tentag mana lagu yang saya sukai. Bukan lagi karena penyanyinya, namun lebih karena kualitas musiknya.

Ahirnya teman saya mulai bercerita bahwa saat ini k-pop fanatik di Korea dan mungkin juga negara lainnya termasuk Indonesia lebih mengarah pada remaja muda dibawah usia 23. Biasanya mereka yang sangat fanatik adalah usia muda sekitar SMA atau awal kuliah. Sedangkan seperti saya dan teman saya yang berumur hampir seperempat abad akan lebih menghargai musik tanpa melihat siapa penyanyinya apalagi mukanya. Dan ini terjadi tanpa kita sadari. (Tolong baca buku psikologi untuk membaca penjelasan tentang pola pikir berdasarkan usia).

Poinnya disini yang ingin saya katakan adalah it's ok kalau kalian sangat fanatik dan bilang fans berat dengan salah satu boyband-boyband itu karena Jack Ma sendiri bilangkan, mumpung masih muda enjoy the show. Namun yang ingin saya tekankan adalah perhatika batas. Kapan kalian bisa menikmatinya, sefanatik apa, dan perhatikan sikap kalian juga. Kritik akan selalu masuk pada idola kalian atau kalian sendiri, tapi menerima dan tersenyum membacanya sepertinya akan lebih baik daripada balas-balasan komen dengan kata-kata pedas bukan? Toh nanti kalian akan mengalami fase tertawa sendiri kenapa kalian melakukan hal ini sekarang sama seperti saya.

Dan untuk para kritikus, oh ayolah, apakah tidak ada kritikan lain yang bisa dilemparkan kecuali cuitan gila seperti yang komedian utarakan 'lebih baik lihat cewek seksi mabok di pub daripada hijabers nangis di konser k-pop'?. Kenapa tak kritik langsung penampilan mereka agar ada diskusi yang sehat. Melucu yang sehat akan lebih bermanfaat kok.

Jadi, yuk berdamai dan jangan sampai saling benci karena kritikan tak membangun. Ingat ya, setiap orang berbeda dan tak selalu sama dengan pikiran kita sendiri. Jadi akan lebih baik jika kita berlaku sopan dalam berkata atau lebih tepatnya berfikir dulu sebelum berucap (menulis).

Peace ...