Melihat Peluang dan Mengembalikan Kekuatan

June 28, 2012 Admin 0 Comments


Menjadi seorang CEO bukanlah hal yang mudah. Meskipun hanya untuk berfikir virtual bagaimana jika saya nantinya menjadi seorang CEO dari sebuah perusahaan yang mempunyai begitu banyak variasi sector seperti perusahaan milik Bakrie, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, batu bara, telekomunikasi, ritel, dan lain sebagainya.
Perusahaan yang memiliki banyak sector kegiatan memiliki resiko dan profit yang besar. Namun dengan pengaturan dan ide yang kurang cemerlang membuat perusahaan tersebut tidak bisa berkembang dan nantinya mungkin saja tersaingi oleh perusahaan dengan jenis serupa.
Saat ini Bakrie masih mempunyai banyak kesempatan karena masih belum ada perusahaan yang setara dengannya. Namun dengan beberapa masalah yang terlihat jelas seperti kasus lapindo dan korupsi yang menyangkut Bakrie, kemunduran perusahaan bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi.

Resiko Perusahaan Multisektor Bakrie Group
Bisa kita list terdapat 7 perusahaan milik Bakrie Group yang mewakili beberapa sector usaha, yaitu Bakrie Indo Infrastruktur, Bakrie Metal Industries, Bakrieland, Bakrie Telecom, Energi Mega Persada, Bakrie Sumatera Plantations, PT. Bumi Resources. Dalam perkembangannya, beberapa perusahaan tersebut masih menduduki puncaknya, seperti contohnya BUMI. Perusahaan yang berkembang dalam sector batubara ini menjadi salah satu perusahaan yang patut diperhitungkan dalam kelasnya. Perusahaan yang sudah listing di lantai bursa ini menunjukkan nilai saham yang sangat tinggi sekali diantara perusahaan lain di sector serupa. Namun saat ini keadaan beberapa kebijakan membuat sector ini terancam dalam kerugian dan batasan perkembangan meskipun tidak terlalu besar. Contohnya seperti adanya pajak yang tinggi untuk ekspor batu bara membuat usaha di sector ini beresiko.
Selain perusahaan yang berkembang di sector sumber daya alam seperti metal industries, energy, dan perkebunan, usaha yang berdiri pada sector telecomunikasi juga ikut terseret arus. Usaha yang terus menjamur ini membutuhkan beberapa sentuhan kegiatan yang terus menjegal resiko-resiko yang nantinya akan mematikan usaha di sector tersebut. Sebut saja saat ini Bakrie Telecom sedang mencoba memainkan perannya menjadi sebuah provider di Indonesia. Namun sayangnya persaingan terlalu ketat di pasar yang menjadikan provider ESIA menjadi tenggelam. Sasaran pasar yang tadinya sangat tepat dengan ide yang cemerlang seakan hanya menjadi sebuah ombak sesaat saja karena tidak ada tindak lanjut yang mampu menyamakannya dengan para pesaingnya.
Meskipun saat ini branded dari Bakrie Group menjadi salah satu sumber kekuatan, namun kelemahan atas branded itu juga menjadi resiko tertinggi untuk Bakrie Group. Beberapa kasus yang menerpa Bakrie Group akan menjadikan masalah serius yang nantinya akan berdampak bagi keberlangsungan bisnis usaha yang sedang dijalankan. Karena saat ini penciteraan masih menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih sesuatu. 

Mengembalikan Kekuatan
Analisis SWOT memang selalu menjadi salah satu patokan untuk menjalankan suatu usaha. Namun itu bagi yang tahu persis seperti apa keadaan sebenarnya. Bagi mereka yang hanya bisa melihat covernya saja, analisis SWOT hanyalah analisis biasa yang menjadi suatu ajang mengkhayal seperti saat ini.
Bakrie memang memiliki kekuatan pada penciteraannya. Menjadi salah satu group yang bisa dianggap besar di Indonesia ataupun kawasan internasional membuat Bakrie mendapatkan banyak keuntungan. Selain itu menjadi perusahaan yang multisektor juga mendatangkan hal lain yang menguntungkan.
Bisa dilogikakan bagaimana jika dalam satu perusahaan besar salah satu sektornya mengalami masalah. Maka sector lain akan berusaha membatu sehingga nantinya tidak akan ada masalah pada stabilitas perusahaan induk. Harusnya hal ini juga terjadi pada perusahaan Bakrie. Namun entah kenapa tidak terlihat pada penyelesaian kasus lapindo. Ada beberapa isu yang beredar tentang hal ini. Pertama adalah Bakrie tidak ingin menyelesaikan pembayaran karena perusahaan Lapindo merupakan perusahaan yang terdiri dari beberapa pemodal sehingga seperti tidak ingin para relasinya lepas tangan, Bakrie ingin menuntut tanggung jawab pada pihak lainnya juga. Isu kedua adalah Bakrie menggelapkan uang bantuan tersebut yang notabene turun dari pemerintah. Isu selanjutnya yaitu Bakrie ingin membayarkan semua bantuan pada para korban pada saat masa kampanye calon presiden dilakukan. Seperti ingin menarik perhatian atas perilaku yang dilakukan.
Isu-isu tersebut secara tidak langsung bisa menjatuhkan citra atas Bakrie Group di mata masyarakat. Sehingga sepertinya pemulihan citra tersebut butuh dilakukan. Pembayaran ganti rugi memang bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dana yang begitu besar membuat perusahaan menjadi sedikit timpang. Namun seperti konsep saling bantu tadi, seharusnya perusahaan dari sector lain memberikan bantuannya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terlepas dari itu semua, hal ini juga harusnya bisa dijadikan sebagai ajang CSR bagi perusahaan. Meskipun sepele, kegiata CSR merupakan salah satu ajang promosi paling suskses yang bisa dilakukan perusahaan karena goal dari kegiatan ini adalah pada kemanusiaan dan hati.

Melihat Peluang
Harga CPO yang semakin tinggi, batu bara yang selalu dibutuhkan, infrastruktur dan manufaktur yang terus berkembang  membuat posisi Bakrie Group terlihat dalam keadaan aman. Namun sector telecomunikasi masih membutuhkan sentuhan.
Perkembangan provider memang semakin pesat. Usaha yang menjamur namun terus dibutuhkan dan tidak akan pernah mati. Posisi Bakrie Telecom saat ini masih sangat lemah. Dibandingkan dengan TV One yang juga milik Bakrie Group usaha provider ini membutuhkan pemantik untuk bisa kembali berkiprah. ESIA sebenarnya sudah memiliki nama dan cirri khas. Pasar yang tepat juga menjadikannya seharusnya dapat diterima oleh pasar. Namun perkembangan gadget yang semakin marak dan semakin diminati harusnya membuat Bakrie mengelurkan hal serupa. Diversifikasi produk terkadang juga diperlukan. Atau bisa juga melakukan kerja sama atau merger dengan perusahaan ponsel atau sesama provider seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan Smart dan Fren. Mengingat telecomunikasi nantinya akan menjadi suatu sector yang akan terus berkembang, Bakrie Telecom harusnya juga bisa mengikuti perkembangannya.

Wisata budaya dan kuliner. Bidang ini patut dicoba untuk berusaha meluaskan sayap usaha Bakrie Group. Sector ini merupakan sector yang sedang berkembang, menjamur tapi tidak akan pernah mati.
-          - Budaya
Saat ini banyak orang akan kembali mendalami dan memperluas pengalaman dan pengetahuan budaya mereka. Melalui wisata budaya Indonesia Bakrie dapat mencari celah. Entah itu sebagai promotor, agensi wisata, perhotelan, ataupun yang lainnya. Dengan basis melestarikan budaya Bakrie dapat bekerja sama dengan pemerintah dan mengembagkan usaha yang mendatangkan profit. Contohnya seperti agensi hiburan di Korea Selatan. Mereka mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah dalam pelestarian hallyu atau budaya Korea. Dengan lagu, film, dan beberapa acara lain yang mendatangkan profit lumayan besar bagi perusahaan tersebut. Sebut saja SM Entertainment yang saat ini memanfaatkan hal tersebut untuk terus mengembangkan bisnisnya.
-          - Kuliner
Indonesia memiliki kuliner yang banyak dicari di dunia. Bisnis yang tidak ada habisnya karena makanan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh Bakrie untuk membuat semacam perusahaan multinasional. Pandangan seperti KFC, Mc D, ataupun Starbuck bisa dijadikan cermin pengembangan usaha di bidang ini. Usaha ini patut dicoba karena akan terus mendatangkan profit.

Selain wisata budaya dan kuliner, perkembangan pasar modal di Indonesia juga bisa dijadikan ajang pengembangan perusahaan.
Sector pasar modal saat ini berkembang begitu pesat. Kesadaran atas investasi membuat nantinya sector ini bisa dijadikan sector usaha yang menjanjikan. Listing di bursa bukanlah satu-satunya cara untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ini. Menjadi sebuah sekuritas yang menjembatani pada calon investor juga dipandang menguntungkan di masa depan. Melihat jumlah sekuritas saat ini dan calon investor di masa mendatang, Bakrie Group bisa menambah satu sector usaha lagi yang nantinya bisa memperkuat perusahaan Bakrie Group.

Peluang dan resiko selalu ada. Profit ataupu rugi juga selalu didapat. Tinggal melihat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. CEO bukanlah posisi yang mudah. Hanya saja menjadi seorang CEO akan membuat seseorang serasa menjadi satu dengan perusahaan tersebut. Sudah saatnya seorang CEO tidak terlalu terlibat dengan dunia politik meskipun terkadang itu sangat berguna untuk lobbying. Peningkatan responsibility terhadap masyarakat setidaknya juga perlu dilakukan sesering mungkin karena mau tidak mau masyarakat menjadi salah satu pihak penentu dimana perusahaan itu berdiri. Melihat peluang-peluang ditengah krisis global memang bukan pekerjaan mudah. Namun meningkatkan intensitas mendengar suara public dan tidak mengacuhkannya bisa membuat kita melihat lebih jelas.