Melihat Peluang dan Mengembalikan Kekuatan
Menjadi seorang CEO bukanlah hal yang
mudah. Meskipun hanya untuk berfikir virtual bagaimana jika saya nantinya
menjadi seorang CEO dari sebuah perusahaan yang mempunyai begitu banyak variasi
sector seperti perusahaan milik Bakrie, perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur, batu bara, telekomunikasi, ritel, dan lain sebagainya.
Perusahaan yang memiliki banyak sector
kegiatan memiliki resiko dan profit yang besar. Namun dengan pengaturan dan ide
yang kurang cemerlang membuat perusahaan tersebut tidak bisa berkembang dan
nantinya mungkin saja tersaingi oleh perusahaan dengan jenis serupa.
Saat ini Bakrie masih mempunyai banyak
kesempatan karena masih belum ada perusahaan yang setara dengannya. Namun
dengan beberapa masalah yang terlihat jelas seperti kasus lapindo dan korupsi
yang menyangkut Bakrie, kemunduran perusahaan bukanlah hal yang tidak mungkin
terjadi.
Resiko
Perusahaan Multisektor Bakrie Group
Bisa kita list terdapat 7 perusahaan
milik Bakrie Group yang mewakili beberapa sector usaha, yaitu Bakrie Indo
Infrastruktur, Bakrie Metal Industries, Bakrieland, Bakrie Telecom, Energi Mega
Persada, Bakrie Sumatera Plantations, PT. Bumi Resources. Dalam perkembangannya,
beberapa perusahaan tersebut masih menduduki puncaknya, seperti contohnya BUMI.
Perusahaan yang berkembang dalam sector batubara ini menjadi salah satu
perusahaan yang patut diperhitungkan dalam kelasnya. Perusahaan yang sudah
listing di lantai bursa ini menunjukkan nilai saham yang sangat tinggi sekali
diantara perusahaan lain di sector serupa. Namun saat ini keadaan beberapa
kebijakan membuat sector ini terancam dalam kerugian dan batasan perkembangan
meskipun tidak terlalu besar. Contohnya seperti adanya pajak yang tinggi untuk
ekspor batu bara membuat usaha di sector ini beresiko.
Selain perusahaan yang berkembang di
sector sumber daya alam seperti metal industries, energy, dan perkebunan, usaha
yang berdiri pada sector telecomunikasi juga ikut terseret arus. Usaha yang
terus menjamur ini membutuhkan beberapa sentuhan kegiatan yang terus menjegal
resiko-resiko yang nantinya akan mematikan usaha di sector tersebut. Sebut saja
saat ini Bakrie Telecom sedang mencoba memainkan perannya menjadi sebuah
provider di Indonesia. Namun sayangnya persaingan terlalu ketat di pasar yang
menjadikan provider ESIA menjadi tenggelam. Sasaran pasar yang tadinya sangat
tepat dengan ide yang cemerlang seakan hanya menjadi sebuah ombak sesaat saja
karena tidak ada tindak lanjut yang mampu menyamakannya dengan para pesaingnya.
Meskipun saat ini branded dari Bakrie
Group menjadi salah satu sumber kekuatan, namun kelemahan atas branded itu juga
menjadi resiko tertinggi untuk Bakrie Group. Beberapa kasus yang menerpa Bakrie
Group akan menjadikan masalah serius yang nantinya akan berdampak bagi
keberlangsungan bisnis usaha yang sedang dijalankan. Karena saat ini
penciteraan masih menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih
sesuatu.
Mengembalikan
Kekuatan
Analisis SWOT memang selalu menjadi
salah satu patokan untuk menjalankan suatu usaha. Namun itu bagi yang tahu
persis seperti apa keadaan sebenarnya. Bagi mereka yang hanya bisa melihat
covernya saja, analisis SWOT hanyalah analisis biasa yang menjadi suatu ajang
mengkhayal seperti saat ini.
Bakrie memang memiliki kekuatan pada
penciteraannya. Menjadi salah satu group yang bisa dianggap besar di Indonesia
ataupun kawasan internasional membuat Bakrie mendapatkan banyak keuntungan.
Selain itu menjadi perusahaan yang multisektor juga mendatangkan hal lain yang
menguntungkan.
Bisa dilogikakan bagaimana jika dalam
satu perusahaan besar salah satu sektornya mengalami masalah. Maka sector lain
akan berusaha membatu sehingga nantinya tidak akan ada masalah pada stabilitas
perusahaan induk. Harusnya hal ini juga terjadi pada perusahaan Bakrie. Namun
entah kenapa tidak terlihat pada penyelesaian kasus lapindo. Ada beberapa isu
yang beredar tentang hal ini. Pertama adalah Bakrie tidak ingin menyelesaikan
pembayaran karena perusahaan Lapindo merupakan perusahaan yang terdiri dari
beberapa pemodal sehingga seperti tidak ingin para relasinya lepas tangan, Bakrie
ingin menuntut tanggung jawab pada pihak lainnya juga. Isu kedua adalah Bakrie
menggelapkan uang bantuan tersebut yang notabene turun dari pemerintah. Isu
selanjutnya yaitu Bakrie ingin membayarkan semua bantuan pada para korban pada
saat masa kampanye calon presiden dilakukan. Seperti ingin menarik perhatian
atas perilaku yang dilakukan.
Isu-isu tersebut secara tidak langsung
bisa menjatuhkan citra atas Bakrie Group di mata masyarakat. Sehingga
sepertinya pemulihan citra tersebut butuh dilakukan. Pembayaran ganti rugi
memang bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dana yang begitu besar membuat
perusahaan menjadi sedikit timpang. Namun seperti konsep saling bantu tadi,
seharusnya perusahaan dari sector lain memberikan bantuannya untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Terlepas dari itu semua, hal ini juga harusnya
bisa dijadikan sebagai ajang CSR bagi perusahaan. Meskipun sepele, kegiata CSR
merupakan salah satu ajang promosi paling suskses yang bisa dilakukan
perusahaan karena goal dari kegiatan ini adalah pada kemanusiaan dan hati.
Melihat
Peluang
Harga CPO yang semakin tinggi, batu bara
yang selalu dibutuhkan, infrastruktur dan manufaktur yang terus berkembang membuat posisi Bakrie Group terlihat dalam
keadaan aman. Namun sector telecomunikasi masih membutuhkan sentuhan.
Perkembangan provider memang semakin
pesat. Usaha yang menjamur namun terus dibutuhkan dan tidak akan pernah mati.
Posisi Bakrie Telecom saat ini masih sangat lemah. Dibandingkan dengan TV One
yang juga milik Bakrie Group usaha provider ini membutuhkan pemantik untuk bisa
kembali berkiprah. ESIA sebenarnya sudah memiliki nama dan cirri khas. Pasar
yang tepat juga menjadikannya seharusnya dapat diterima oleh pasar. Namun
perkembangan gadget yang semakin marak dan semakin diminati harusnya membuat
Bakrie mengelurkan hal serupa. Diversifikasi produk terkadang juga diperlukan.
Atau bisa juga melakukan kerja sama atau merger dengan perusahaan ponsel atau
sesama provider seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan Smart dan Fren.
Mengingat telecomunikasi nantinya akan menjadi suatu sector yang akan terus
berkembang, Bakrie Telecom harusnya juga bisa mengikuti perkembangannya.
Wisata budaya dan kuliner. Bidang ini
patut dicoba untuk berusaha meluaskan sayap usaha Bakrie Group. Sector ini
merupakan sector yang sedang berkembang, menjamur tapi tidak akan pernah mati.
-
- Budaya
Saat ini banyak orang
akan kembali mendalami dan memperluas pengalaman dan pengetahuan budaya mereka.
Melalui wisata budaya Indonesia Bakrie dapat mencari celah. Entah itu sebagai promotor,
agensi wisata, perhotelan, ataupun yang lainnya. Dengan basis melestarikan
budaya Bakrie dapat bekerja sama dengan pemerintah dan mengembagkan usaha yang
mendatangkan profit. Contohnya seperti agensi hiburan di Korea Selatan. Mereka
mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah dalam pelestarian hallyu atau
budaya Korea. Dengan lagu, film, dan beberapa acara lain yang mendatangkan
profit lumayan besar bagi perusahaan tersebut. Sebut saja SM Entertainment yang
saat ini memanfaatkan hal tersebut untuk terus mengembangkan bisnisnya.
-
- Kuliner
Indonesia memiliki kuliner yang banyak
dicari di dunia. Bisnis yang tidak ada habisnya karena makanan merupakan suatu
kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh
Bakrie untuk membuat semacam perusahaan multinasional. Pandangan seperti KFC,
Mc D, ataupun Starbuck bisa dijadikan cermin pengembangan usaha di bidang ini.
Usaha ini patut dicoba karena akan terus mendatangkan profit.
Selain wisata budaya dan kuliner,
perkembangan pasar modal di Indonesia juga bisa dijadikan ajang pengembangan
perusahaan.
Sector pasar modal saat ini berkembang
begitu pesat. Kesadaran atas investasi membuat nantinya sector ini bisa
dijadikan sector usaha yang menjanjikan. Listing di bursa bukanlah satu-satunya
cara untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ini. Menjadi sebuah sekuritas yang
menjembatani pada calon investor juga dipandang menguntungkan di masa depan.
Melihat jumlah sekuritas saat ini dan calon investor di masa mendatang, Bakrie
Group bisa menambah satu sector usaha lagi yang nantinya bisa memperkuat
perusahaan Bakrie Group.
Peluang dan resiko selalu ada. Profit
ataupu rugi juga selalu didapat. Tinggal melihat apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak. CEO bukanlah posisi yang mudah. Hanya saja menjadi seorang CEO
akan membuat seseorang serasa menjadi satu dengan perusahaan tersebut. Sudah
saatnya seorang CEO tidak terlalu terlibat dengan dunia politik meskipun
terkadang itu sangat berguna untuk lobbying. Peningkatan responsibility
terhadap masyarakat setidaknya juga perlu dilakukan sesering mungkin karena mau
tidak mau masyarakat menjadi salah satu pihak penentu dimana perusahaan itu
berdiri. Melihat peluang-peluang ditengah krisis global memang bukan pekerjaan mudah.
Namun meningkatkan intensitas mendengar suara public dan tidak mengacuhkannya
bisa membuat kita melihat lebih jelas.